Seringkali saat kita membeli baju baru, karena sudah gandrung maka langsung memakainya tanpa perlu mencucui dahulu. Ternyata, kebiasaan ini bisa membahayakan kita. Beberapa laporan menunjukkan bahwa penggunaan bahan kimia beracun dalam pengolahan pakaian dapat menimbulkan reaksi alergi dan risiko lainnya terhadap kesehatan.
Bahan kimia tidak hanya mencemari air, makanan dan obat-obatan saja, tetapi juga dapat ditemukan dalam pakaian. Pakaian dari bahan kain rayon atau serat sintetis dibuat dengan menggunakan bahan-bahan kimia.
Produsen kain kebanyakan menggunakan bahan kimia beracun dalam pengolahan serat kain, bahkan hingga proses pengemasan pakaian. Setelah pakaian selesai diproduksi, produsen biasanya menambahkan formaldehid untuk menjaga pakaian dari kerutan dan mencegah tumbuhnya jamur selama pengiriman.
Formaldehid sebagai pengawet pakaian ini juga menambah paparan racun pada pakaian. Kulit merupakan organ terbesar manusia, sehingga kebersihan dan keamanan pakaian dari bahan kimia perlu diperhatikan.
Selain bisa menimbulkan reaksi alergi yang parah terhadap formaldehid - khususnya bagi orang yang menderita alergi seperti ini - ada juga efek negatif jangka panjang terhadap kesehatan secara keseluruhan akibat paparan bahan kimia yang terlalu dekat dengan tubuh.
Bahan kimia beracun lainnya seperti formalin dapat digunakan untuk membuat serat sintetis untuk handuk dan selimut. Bahan kimia lain dalam pakaian yang umum digunakan adalah nonylphenol ehtoxylate (NPE). Penggunaan NPE pada beberapa merek pakaian terkenal telah dibatasi di berbagai negara di Asia. Namun, sampai sekarang belum ada batasan penggunaan bahan kimia pada
pengolahan pakaian di Cina dan negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia seperti dilansir naturalnews.
Pakaian berwarna hitam dan yang menggunakan pewarna untuk bahan kulit sering mengandung p-phenylenediamine (PPD), yang dapat menghasilkan reaksi alergi. Senyawa organik volatil dan produk pemutih juga banyak sekali digunakan oleh industri tekstil.
Baca label pakaian terlebih dahulu sebelum membelinya dan hindari bahan-bahan sintetis seperti
rayon, nylon, polyester, acrylic, asetat atau triasetat sebanyak mungkin. Jika terlalu sulit untuk meminimalkan pemilihan bahan pakaian tersebut, cuci dan keringkan baju-baju yang baru saja kamu beli sebanyak tiga kali pengulangan sebelum memakainya.
sumber
Bahan kimia tidak hanya mencemari air, makanan dan obat-obatan saja, tetapi juga dapat ditemukan dalam pakaian. Pakaian dari bahan kain rayon atau serat sintetis dibuat dengan menggunakan bahan-bahan kimia.
Produsen kain kebanyakan menggunakan bahan kimia beracun dalam pengolahan serat kain, bahkan hingga proses pengemasan pakaian. Setelah pakaian selesai diproduksi, produsen biasanya menambahkan formaldehid untuk menjaga pakaian dari kerutan dan mencegah tumbuhnya jamur selama pengiriman.
Formaldehid sebagai pengawet pakaian ini juga menambah paparan racun pada pakaian. Kulit merupakan organ terbesar manusia, sehingga kebersihan dan keamanan pakaian dari bahan kimia perlu diperhatikan.
Selain bisa menimbulkan reaksi alergi yang parah terhadap formaldehid - khususnya bagi orang yang menderita alergi seperti ini - ada juga efek negatif jangka panjang terhadap kesehatan secara keseluruhan akibat paparan bahan kimia yang terlalu dekat dengan tubuh.
Bahan kimia beracun lainnya seperti formalin dapat digunakan untuk membuat serat sintetis untuk handuk dan selimut. Bahan kimia lain dalam pakaian yang umum digunakan adalah nonylphenol ehtoxylate (NPE). Penggunaan NPE pada beberapa merek pakaian terkenal telah dibatasi di berbagai negara di Asia. Namun, sampai sekarang belum ada batasan penggunaan bahan kimia pada
pengolahan pakaian di Cina dan negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia seperti dilansir naturalnews.
Pakaian berwarna hitam dan yang menggunakan pewarna untuk bahan kulit sering mengandung p-phenylenediamine (PPD), yang dapat menghasilkan reaksi alergi. Senyawa organik volatil dan produk pemutih juga banyak sekali digunakan oleh industri tekstil.
Baca label pakaian terlebih dahulu sebelum membelinya dan hindari bahan-bahan sintetis seperti
rayon, nylon, polyester, acrylic, asetat atau triasetat sebanyak mungkin. Jika terlalu sulit untuk meminimalkan pemilihan bahan pakaian tersebut, cuci dan keringkan baju-baju yang baru saja kamu beli sebanyak tiga kali pengulangan sebelum memakainya.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar